Selasa, 09 Juni 2009

Antasari, Benarkah Hanya Karena Wanita?

Artikel Opini

Arjuantina
153070066

Antasari Azhar siapa orang yang tidak kenal sesosok Ketua KPK Indonesia yang selama ini terkenal dengan orang yang bekerja dengan bagus di bidangnya?namanya kini harus tercemar hanya karena seorang Rani, wanita yang bekerja di tempat golf.
Antasari yang kini tertuduh sebagai dalang pembunuh Nasruddin banyak menghadapi masalah. karena sejak Antasari tertangkap sebagai tersangka, Rani beserta keluarganya pun pergi meninggalkan rumah. bukti-bukti yang diberikan membuat Antasari berada pada posisi yang salah. Antasari termasuk orang yang kaya, jika benar Antasari membunuh Nasruddin apakah ini hanya karena seorang Rani?
jika seorang Antasi membunuh Nasruddin hanya karena Rani, maka ini adalah hal yang sangat memalukan yang telah dilakukan ketua KPK kita. kalau Antasari memang butuh wanita atau istri kedua, bisa saja Antasari memilih artis atau orang yang lebih baik dari Rani. Tapi mungkin kasus ini menyangkut masalah lain dalam bisnis misalnya.
Sangat diperlukan peran dari kalangan kepolisian untuk menindak lanjuti kasus Antasari ini, karena bisa saja semua dugaan itu salah atau mungkin saja benar Antasari membunuh Nasruddi tapi dengan alasan lain bukan karena Rani.
dalam kasus Antasari ini sangat mencoreng nama baik Antasari dalam kariernya sebagai seorang Ketua KPK yang selama ini bekerja dengan baik melaksanakan tugasnya sebagai seorang Ketua KPKL. (arju)

Koalisi Bingungkan Masyarakat

Tajuk Rencana

Arjuantina
153070066

Pemilu presiden 2009 ini banyak sekali masalah-masalah yang timbul. apalagi masalah mengenai koalisi antar partai politik ini semakin membuat masyarakat bingung.
Banyaknya partai politik pada waktu pemilihan legislatif kemarin membuat masyarakat bingung, tapi saat ini pemilihan presiden tidak hanya masyarakat yang bingung, karena para partai politik pun bingung akan berkoalisi dengan siapa. Jusuf Kalla yang awalnya ingin berkoalisi kembali dengan SBY, namun karena SBY menolak Jusuf Kalla berkoalisi dengan Megawati. Namun itu juga tidak baik karena tidak ada yang mau mengalah menjadi wakil presiden. akhirnya Jusuf Kalla berkoalisi dengan Wiranto, Megawati dengan Prabowo dan SBY yang kemarin banyak sekali partai yang ingin berkoalisi dengannya malah memilih Boediono yang bukan berasal dari partai politik.
Masyarakat juga bingung, para calon mereka bingung memilih dengan siapa berpasangan. yang dibuat bingung lagi adalah para pendukung SBY. Banyak sekali masyarakat yang mendukung SBY, namun karena SBY memilih berkoalisi dengan Boediono maka banyak para pendukung SBY yang demo menolak Boediono. Banyak masyarakat mengatakan "kami adalah pendukung SBY tetapi bukan pendukung Boediono".
Para masyarakat yang pada awalnya ingin mendukung SBY kini juga jadi pecah hanya karena SBY memilih Boediono. walaupun banyak yang tidak setuju, namun SBY tetap pada pendiriannya karena dia yakin dapat mengatasi masalah negara ini bersama Boediono.(Arju)