Selasa, 24 Februari 2009
Pendapatan Turun, PKL Mengeluh
Babarsari - Turunnya pemasukan dari penjualan para pedagang kaki lima kini sangat dirasakan oleh para pedagang kaki lima yang berada di pinggir jalan Babarsari. Meskipun aktivitas mahasiswa tetap berjalan seperti biasanya, namun pendapatan para pedagang kaki lima ini tetap menurun.
Hal ini dirasakan sejak bulan Januari kemarin, semakin hari pengunjung di pedagang kaki lima juga menurun. Salah satu pedagang kaki lima yang juga turut merasakan menurunnya pendapatan saat ini PN (52) mengatakan bahwasannya "memang sejak bulan Januari kemarin warung di pedagang kaki lima sepi, padahal mahasiswa akyif dalam perkuliahannya".
Begitu juga SH (42) mengatakan "pedagang kaki lima turut sepi hal ini dipengaruhi oleh sepinya para pembeli di pasar sehingga mempengaruhi para pedagang kaki lima". Ia menambahkan "mungkin ini juga akibat dari global warming yang sangat terlihat sekali dampaknya bagi rakyat kecil, saya juga sering rugi apalagi pada saat hujan kadang semalam cuma mendapatkan pendapatan kurang dari separuhnya", tutur SH (42). Banyak juga keluhan dari para pedagang kaki lima di Babarsari ini, apalagi saat ini banyak sekali tuntutan hidup yang harus dipenuhi.(Arju)
Merebaknya penjual minuman keras di babarsari Jogjakarta, berkedok warung klontong.
Warung yang menjual rokok, makanan ringan dll, juga menjual berbagai minuman keras yang
tergolong minuman keras beralkhohol diatas 5%. Warung-warung tersebut mudah dijumpai,
selain itu tempatnya yang strategis membuat warung itu laris manis bak kacang goreng.
Hanya orang-orang tertentu saja yang tahu jika warung tersebut menjual minuman keras, promosinya pun hanya dari mulut kemulut. Letaknya yang berdekatan dengan kampus-kampus, membuat mahasiswa pun ikut tahu, dan gemar membeli di warung tersebut. Seorang mahasiswa tidak jauh dari kawasan tersebut, sebut saja Doni (20), merayakan hari ulang tahunnya, dengan bersenang-senang pesta minuman keras disiang bolong jumat (13/2) dikost Doni dan teman-temannya sedang asyik pesta miras, 3 botol Anggur Merah, 2 Botol Topi Miring, sudah hampir habis mereka minum, suasana di kost sangat ramai, teman-teman Doni senang bercanda, Arif (20) teman Doni, sedang keluar untuk membeli rokok di depan, tiba-tiba berpapasan dengan Pak Haji/Bpk Kost, dan warga kampung yang sedang pulang dari masjid, Arif ditanya "ada acara apa mas, kok rame-rame?" Arif pun bingung..,hanya terseyum dan langsung tancap gas...Pak Haji, dan warga kampung curiga,dari mulut Arif tercium bau Alkohol yang menyengat, Pak Haji, dan warga kampung langsung menuju ke Kost Doni, pintu kamar Doni pun tidak dikunci, merka sudah selesai minum,tetapi botol-botol masih berserakan dilantai. Pak Haji dan Warga Kampung menyaksikannya dengan heran, Pak Haji Memukul pintu kamar Doni dan semua bingung, warga pun terpancing emosi,,Pak Haji menyuruh mereka keluar dari kamar,sebab sudah ada larangan untuk tidak minum-minuman keras di kost tersebut, Doni pun sudah mendapat teguran sebelumnya dengan kasus yang sama, selanjutnya mereka pun mendapat nasihat, serta makian dari warga kampung sekitar..,Malang nasib Doni, dihari ulang tahunnya Doni harus segera pindah Kost, karena perbuatannya, dan Arif pun tidak kembali entah kemana.(Edu)
Edward Hasian (153070210)
Sepatu Hilang
DITINGGAL TIDUR
Sepatu Hilang
Babarsari – Lagi-lagi terjadi kasus sepatu hilang di daerah babarsari yang menimpa Tio(20), mahasiswa asal kota Tegal. Kejadian ini memang kerap terjadi , terutama di rumah-rumah yang dijadikan tempat kos-kosan mahasiswa.
Menurut Tio kejadian itu disadarinya setelah ia bangun dari istirahat tidur siangnya sekitar jam empat sore pada hari sabtu (14/2). Ketika akan mandi sore, sepatunya sudah tidak ada. Pelaku pencurian sepatu ini terbilang cukup nekat karena melakukan aksinya di siang blong. “Mereka tahu jam-jam mahasiswa tidur siang, jadi mereka melakukannya siang hari” ujar Tio.
Tidak hanya Tio yang mengalami hal ini. Menurut penuturan Anto(19) mahasiswa Universitas Atma Jaya, dirinya juga pernah mengalami kasus kehilangan sepatu di rumah kos-kosan. Waktu itu dirinya sedang pulang kampung ke luar kota. Ketika kembali ke rumah kos, sepatu yang diletakkan di depan kamar telah raib dicuri maling.
Bapak H.Ridho salah satu pemilik ruma kos-kosan di daerah babarsari sidah sering mengingatkan anak-anak penghuni kosnya untuk mewaspadai hal ini. Barang-barang pribadi yang sering diletakkan sembarangan agar di pantau. “Penghuni kos-kosan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan lebih hati-hati dalam menyimpan barang-barang pribadi” imbaunya.(Stk)
Kinanti Sakti Setyawan/153070223