Senin, 30 Maret 2009
Pelanggaran Kampanye PKB
Sleman-Lapangan Getas, PKB melakukan aksinya dalam kampanye Senin, 30/03/09, dalam kampanye tersebut PKB banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi, seperti halnya membawa anak-anak di bawah umur, serta terlihat juga satgas PKB yang tidak mengatur jalannya kampanye, telihat pula anak berseragam sekolah ikut melakukan aksi kampanye, melambai-lambaikan bendera PKB. Aksi dari PKB tersebutpun mendapat Kawalan khusus dari Polisi. Menurut Supriyanta, salah satu Polisi Sleman yang ikut mentertibkan kampanye tersebut, mengatakan banyak pendukung PKB yang ikut berkampanye tetapi tidak menggunakan helm, dari salah satu pendukung tersebut mendapat nasihat oleh Polisi stempat, Heri(30) dan teman-temannya Warga dari Cebongan, menurut pendapatnya "kampanye itu bebas-bebas saja inikan partai besar", sambil tertawa, namun untuk hal ini untuk tetap dengan aturan-aturan standart berkendara di jalan.(Edu)
Edward Hasian (153070210)
Lepas Atribut Parpol
Sleman-Desa Sono Raya Sinduadi, salah satu daerah yang terbebas dari atribut parpol, menurut warga sekitar inung(21), atribut parpol tersebut memang sangat menggangu warga Sono Raya, Hal ini dapat memicu terjadinya bentrok antara pendukung PKB dan PPP yang ada di desa ini, yang dahulu pernah terjadi akibat atribut parpol tersebut, selain itu membuat desa ini tidak nyaman dan kotor oleh spanduk-spanduk, dan foto-foto caleg yang beraneka ragam.
Oleh ketua RT 08/61 Sriekanto, melalui rapat RT lalu menegaskan kembali bahwa untuk Pemilu 2009 desa Sono Raya bersih oleh atribut parpol, Untuk itu pemilu 2009 desa Sono Raya memberikan slogan "Apapun Partaimu Kau Tetap Saudaraku".(Edu)
Edward Hasian (153070210)
Minggu, 29 Maret 2009
Hard News & Soft News
KAMPANYE PEMILU 2009
KULON PROGO – Menjelang Pemilihan Umun 2009, dalam masa kampanye ini pemerintah kabupaten Kulon Progo telah menetapkan lokasi/lahan yang dapat digunakan partai-partai politik wilayah kecamatan Nanggulan dan seluruh pendukungnya untuk berkampanye.
Lapangan sepak bola desa Wijimulyo dan desa Kembang dipilih sebagai tempat pengadaan kegiatan-kegiatan kampanye tersebut. Kedua lapangan ini dipilih karena letaknya yang strategis, berada di pinggir jalan raya dan akses untuk menuju lokasi tersebut cukup lancar. Dalam minggu ini tercatat 5 partai politik telah menggelar kampanye di kedua lapangan tersebut.
Masyarakat cukup puas dengan kebijakan pemerintah ini. Mengingat kegiatan kampanye partai politik pada pemilihan umum sebelumnya yang kurang terorganisir dan menimbulkan banyak gangguan pada kepentingan umum. Kali ini kampanye-kampanye partai politik yang telah berlangsung selalu berjalan dengan tertib.
‘Kami memang sudah merencanakan program ini sejak lama. Agar ketertiban dalam berkampanye dapat terwujud dan masyarakat tidak lagi resah”. Ujar bapak Kusmantoro, salah satu anggota KPU wilayah Nanggulan. (Stk)
Hard News
SOSIALISASI PEMILU 2009
SIMULASI PENCONTRENGAN SURAT SUARA
KULON PROGO – Rabu(18/3), Pemerintah kabupaten Kulon Progo memberikan sosialisasi pemilihan umum kepada warga kelurahan Wijimulyo, Nanggulan dengan mengadakan simulasi pemilihan suara sesuai dengan anjuran dari pemerintah pusat.
Program ini bertujuan agar masyarakat di daerah Kulon Progo dapat mengerti tata cara yang berlaku dalam pemilihan umum 2009.
Seperti yang sudah di sosialisasikan oleh pemerintah, pemilihan umum tahun ini tidak lagi menggunakan sistem mencoblos kertas suara untuk menentukan partai politik yang kita pilih, melainkan dengan memberi tanda check list atau yang lebih dikenal dengan istilah “mencontreng”. Dalam simulasi ini diberikan penjelasan tentang pemilihan umum 2009. Agar isi dari simulasi tersebut lebih mudah dimengerti, setiap warga yang hadir diberikan kesempatan untuk melakukan pencontrengan seperti yang akan dilakukan pada pemilihan umum kelak. Dengan suasana dan alat-alat bantu yang sengaja disesuaikan seperti pemilihan umum yang sebenarnya.
Selain itu untuk menambah antusias masyarakat, pihak panitia juga memberikan komisi berupa uang tunai sebesar Rp.20.000,00 bagi warga yang bersedia menghadiri acara tersebut. “Warga cukup senang dengan diadakannya acara seperti ini, selain mendapatkan penjelasan mengenai pemilu. Warga yang ikut tidak merasa waktunya terbuang sia-sia karena mendapatkan imbalan”. Ujar Tino(19) salah satu warga pedukuhan Cepitan, Wijimulyo, Nanggulan.
Dari pihak panitia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak melewatkan acara tersebut. Mengingat penting bagi seluruh masyarakat untuk mengerti tata cara pemilihan umum yang akan dilaksanakan kelak. “Penting bagi masyarakat untuk mengerti tata cara pemilu, agar tidak ada kesalahan yang dapat mengakibatkan surat suara tidak syah dan pemilu 2009 diharapkan dapat berjalan dengan lancar nantinya”. Ujar bapak Amir Mahmudi selaku kepala lurah desa Wijimulyo. (Stk)
Kinanti Sakti Setyawan
153070223
Selasa, 10 Maret 2009
Dalam Journalisme Infotainment selasa (10/3) yang berlangsung di Kampus Fisip UPN "Veteran"
(Edward Hasian 153070210)
Talkshow Jurnalistik
TALKSHOW JURNALISTIK
”Jurnalisme Infotainment : Berita atau sekedar Hiburan semata”
Babarsari – Ketua Komisi Penyiaran Pusat (KPI), Prof. S. Djuarsa Sendjaja Ph.D menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menonton tayangan infotanment yang disiarkan di televisi. Karena menurutnya, acara seperti ini sama sekali tidak bermanfaat dan tidak mendidik. "Dunia televisi di Indonesia telah berkembang menjadi industri yang menjual isi program sebagai komoditas". Begitu tuturnya saat menghadiri talkshow jurnalistik yang berlangsung di kampus II UPN “V” Yogyakarta pada hari selasa (10/3).
Berbeda dengan Erika Andriarini, menurutnya tayangan infotainment dapat saja mendidik pemirsanya. Karena tayangan ini bertujuan untuk menunjukkan hal-hal yang baik maupun yang buruk di dalam dunia selebritis. Selain itu, Erika juga mengakui bahwa tayangan infotainment dapat memberikan dampak yang buruk bagi anak-anak. “Meski saya bekerja di bagian infotainment, di rumah saya tetap melarang anak saya melihat tayangan infotainment, tapi saya harus bisa profesional dengan pekerjaan saya karena didasari oleh etika jurrnalisme”. Imbuh ibu yang pernah menjadi produser pelaksana tayangan infotainment Silet RCTI ini.
Tayangan infotainment terus ditayangkan karena saat ini minat masyarakat terhadap tayangan tersebut sangat tinggi. Hal ini merupakan peluang bagi pihak stasiun televisi untuk memperoleh keuntungan. Penayangan infotainment serta kontrol televisi ditentukan dari ratting masyarakat yang melihat acara tersebut. Bila acara seperti ini sudah tidak diminati oleh masyarakat, otomatis masa penayangannya-pun berkurang atau bahkan dapat dihentikan. Seperti yang diucapkan oleh Raldy Doy selaku corporate communication TV One.(Stk)
Kinanti Sakti Setyawan - 153070223
Meski Buruk Infotainment Tetap Tayang
"Dunia televisi di Indonesia telah berkembang menjadi industri yang menjual isi program sebagai komoditas", begitu tutur Sasa Djuwarsa Sendjaja Ketua KPI Pusat dalam Talkshow Jurnalistik yang berlangsung di Kampus UPN "Veteran" Yogyakarta, Selasa (10/3).
Erika Andriarini sebagai produser pelaksana Silet RCTI mengatakan, "Meski saya bekerja di bagian infotainment, di rumah saya tetap melarang anak saya melihat tayangan infotainment, tapi saya harus bisa profesional dengan pekerjaan saya karena didasari oleh etika jurrnalisme". Hal ini menunjukkan infotainment memiliki dampak yang buruk bagi para pemirsa. Namun, infotainment tetap ditayangkan karena selera masyarakat yang sangat tinggi dengan tayangan itu,dengan adanya selera masyarakat yang seperti ini maka stasiun televisi pun berusaha untuk dapat menyajikan tayangan yang banyak diminati oleh para pemirsa demi memperoleh keuntungan.
Program televisi sangat ditentukan oleh masyarakat, jika keadaannya seperti ini dapat mendorong orang untuk membuat infotainment dadakan tanpa memberikan etika journalisme sehingga saat ini banyak sekali terjadi penyimpangan-penyimpangan etika journalisme. (arju)